Lompat ke isi utama

Berita

PANJI PRASETYO ULAS TANTANGAN BAWASLU KEDEPAN

PANJI PRASETYO ULAS TANTANGAN BAWASLU KEDEPAN

KEBUMEN-Antusiasme peserta cukup tinggi, dengan banyaknya pertanyaan tentang dinamika media sosial untuk kampanye negatif seperti hoaks, black campaign yang menyesatkan pemilih. Hal tersebut menyeruak dalam sesi diskusi pada kegiatan kelembagaan Bawaslu Kebumen pada narasumber pagi Panji Prasetyo, narasumber nasional (25/11/2025). Kegiatan tersebut menghadirkan mahasiswa dan siswa Osis beberapa kampus dan sekolah SLTA. Pertanyaan seputar poiltik uang juga mencuat. Tak kurang dari 9 penanya dari siswa dan mahasiswa Kebumen.

Panji, menjelaskan cara-cara menghindari hoax di media sosial dan beberkan tantangan Bawaslu di masa depan. Gunakan media sosial secara bijak, lakukan pembelajaran mandiri dengan cepat seperti melalui saluran cek fakta, ketahui sumbernya yang terpercaya, dan diskusikan dengan Bawaslu seperti dalam forum ini. 

Panji, juga beberkan tantangan utama Bawaslu seperti ketidakpastian regulasi, perubahan aturan yang mendadak dan cepat efek pasca Pemilu 2024, teknologi dan Politik Uang. Kemudian metode baru (pemakaian deepfake AI, e-money), media sosial-information warfare ke cognitive warfare, kapasitas komisioner, Pentingnya peningkatan kapasitas bagi komisioner Bawaslu, SDM Adhoc Minim pelatihan teknis terutama di daerah terpencil.

Penguatan Bawaslu harus berdasarkan praktek dan pengalaman pelaksanaan tugasnya di Pemilu dan Pilkada 2024. Bawaslu harus mendorong literasi politik terkait pengawasan pemilu. Komisioner Bawaslu harus berkomunikasi, bergaul dengan kawan-kawan Parpol , NGO, dan masyarakat luas mengenai pengawasan pemilu. Kedudukan Bawaslu yang permanent harus diperkuat dan dipertahankan, Bawaslu tidak dibentuk untuk karyawan pemilu musiman, tetapi untuk pejuang demokrasi.

Penguatan Pendidikan Politik Rakyat, hal ini dilakukan untuk mencegah politik uang dan hoaks melalui literasi demokrasi. Pendidikan pengawasan partisipatif berkelanjutan kolaborasi dengan komunitas, peningkatan kapasitas SDM, menciptakan SDM kompeten menghadapi tantangan pemilu modern. Pembuatan modul dan bahan ajar digital pemanfaatan teknologi secara optimal. Kemudian Digitalisasi menciptakan banyak persoalan yang harus di antisipasi, seperti deepfake, hoax dan lain-lain, penambahan personel Komisioner dan tenaga pengawas Ad Hoc (humas)