Pengawas Partisipatif Butuh Keberanian dan Kreativitas
|
KEBUMEN-Kegiatan Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) Bawaslu telah dibuka (Kick Off) secara resmi oleh Lolly Suhenti Anggota Bawaslu RI pada 23 Oktober 2025 di Jakarta. Kick Off di hadiri juga oleh Bawaslu Provinsi. Sedangkan Perisai Demokrasi Bangsa (PDB) hadir dalam rangka penanda tanganan MoU dengan Bawaslu.
Kick Off juga disaksikan secara daring oleh peserta P2P yang konsepnya secara daring. Untuk Kabupaten Kebumen dengan 37 peserta, untuk se Jawa Tengah sebanyak 1.280 peserta. Sedangkan pembelajaran daring P2P akan dilaksanakan mulai tanggal 27 Oktober ini hingga pertengahan November, ujar Badruzzaman anggota Bawaslu Kebumen.
Di cuplik dari website resmi Bawaslu RI, Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menekankan pentingnya kreativitas dan keberanian dalam memperkuat pengawasan partisipatif pemilu, disampaikan saat membuka Rapat Kerja Teknis Penyusunan Kebijakan Pengawasan Partisipatif serta Kick-off tadi malam.
Lolly mengungkapkan bahwa kreativitas dalam pengawasan partisipatif harus disertai keberanian untuk menantang diri sendiri. Ia menuturkan, semangat tersebut tercermin dari pengalaman perjalanan ke Mentawai yang penuh risiko namun tetap dijalani untuk menjangkau masyarakat di wilayah terpencil. “Satu persen peluang pun harus diambil, karena dari keberanian itu lahir kemajuan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Lolly juga menjelaskan pentingnya penguatan kelembagaan melalui pedoman resmi. Ia menegaskan bahwa Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pengawasan Partisipatif dan SK Nomor 204 tentang Pedoman Strategi Pengawasan Partisipatif dalam Pemilu dan Pilkada menjadi landasan strategis bagi pengawasan partisipatif yang terarah dan berkelanjutan.
“Kalau Perbawaslu Nomor dua itu ibarat pesawat besar, maka SK 204 adalah landasannya. Keduanya harus berjalan beriringan agar program pengawasan partisipatif bisa bergerak lebih maju lagi,” tuturnya.
Lolly menambahkan, berbagai model pengawasan partisipatif yang lahir dari inisiatif masyarakat membuktikan semangat kolaborasi yang terus tumbuh. Ia mencontohkan sejumlah daerah yang telah menciptakan inovasi, mulai dari forum warga di Sukoharjo, pengawas pelajar di Sumatera Utara, hingga kampung pengawasan partisipatif di Mentawai.
“Kita sudah punya banyak role model yang menunjukkan bahwa masyarakat mampu berperan aktif mengawasi pemilu dengan caranya masing-masing,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya adaptasi dalam penyelenggaraan pendidikan pengawasan partisipatif secara daring. Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran harus disesuaikan agar evaluasi dan indikator keberhasilan tetap tercapai secara efektif.
Selain membuka kegiatan, Lolly Suhenty turut melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Perisai Demokrasi Bangsa. Hal tersebut menjadi bentuk komitmen Bawaslu dalam memperluas jaringan dan kolaborasi pengawasan partisipatif di seluruh Indonesia.
Di akhir sambutannya, Lolly mengajak seluruh peserta untuk memperkuat sinergi dan kerja sama lintas sektor. “Berkolaborasi adalah harga mati hari ini, karena cara kerja Bawaslu ditopang oleh komitmen bersama dan semangat untuk terus berinovasi.” (humas)