Lompat ke isi utama

Berita

Peran Kritis Mahasiswa dalam Demokrasi dan Tantangan Pemilu

Peran Kritis Mahasiswa dalam Demokrasi dan Tantangan Pemilu

Peran Kritis Mahasiswa dalam Demokrasi dan Tantangan Pemilu

KEBUMEN – Diskusi mengenai peran mahasiswa dalam perkembangan demokrasi dan tantangan yang dihadapinya tertuang dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh anggota Bawaslu Kabupaten Kebumen, Badruzzaman dan Nurul Ichwan serta Ketua Bawaslu Kabupaten Kebumen Amin Yasir, bersama para aktivis mahasiswa. Dalam diskusi tersebut, kedua anggota Bawaslu menyoroti berbagai aspek krusial dari aktivis mahasiswa hingga persoalan struktural dalam sistem politik.

Badruzzaman mengawali diskusi dengan menekankan posisi unik mahasiswa. "Mahasiswa merupakan kritik yang murni, karena tidak berkepentingan," ujarnya. Ia menggarisbawahi pentingnya peran mahasiswa terhadap perkembangan demokrasi, serta menambahkan bahwa menyuarakan aspirasi tidak melulu harus melalui demonstrasi, tetapi juga bisa dilakukan lewat audiensi.

Menyambung hal tersebut, Ichwan mengingatkan agar aktivis mahasiswa tidak salah dalam metode penyampaian. "Menjadi aktivis jangan sampai salah cara penyampaian saat demo, misalkan menghadang jalan yang dirugikan masyarakat, bukan elit politik," tegasnya. Ichwan juga menyoroti bahwa mahasiswa seringkali dihadapkan pada "fatamorgana demokrasi," sehingga diperlukan penajaman pola pikir melalui bacaan yang luas. "Menjadi aktivis tidak hanya ikut-ikutan, tetapi harus memahami konteks yang dikritisi," tambahnya.

Dari sisi mahasiswa, terungkap keresahan mengenai kondisi pemerintahan saat ini. "Jadi permasalahan utama sekarang, pejabat pemerintah yang menjabat tidak sesuai dengan kompetensi. Politik uang jadi sumber masalahnya," ungkap salah seorang perwakilan mahasiswa.

Menanggapi isu politik uang, Nurul Ichwan menyatakan bahwa persoalan ini kompleks dan berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat. "Persoalan money politics kembali lagi kepada kesejahteraan masyarakat. Dari sisi regulasi juga perlu dibenahi, dan pembuktiannya juga tidak semudah realitanya," jelas Ichwan.

Badruz memberikan apresiasi terhadap kritik yang disampaikan mahasiswa. "Bagus sekali kritiknya, sudah on point," katanya. Ia kemudian menyarankan pentingnya advokasi sebagai langkah konkret. Menurut Badruz, mahasiswa merupakan harapan dan suara masyarakat. Ia juga menekankan bahwa referensi dalam bergerak harus jelas, mencakup dua hal utama: advokasi masyarakat dan evaluasi sistem. "Konteks sekarang lebih banyak pada perang ide," pungkasnya, mengisyaratkan pentingnya gagasan dan argumentasi yang kuat dalam perjuangan mahasiswa.

Diskusi ini menggarisbawahi bahwa peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial tetap relevan, namun perlu diiringi dengan pemahaman mendalam, strategi yang tepat, serta kesadaran akan tantangan struktural seperti politik uang dan kompetensi pejabat publik.